Sabtu, 28 Maret 2015
Rabu, 25 Maret 2015
surat lamaran guru
07.06
No comments
Semarang,
……………….
Kepada
Yth Kepala Sekolah …………………
Di Tempat
Dengan Hormat,
Dengan ini saya
membuat permohonan lamaran pekerjaan untuk menjadi ……. di
sekolah yang Bapak/Ibu pimpin, adapun data pribadi saya sebagai berikut :
Nama : ………………………………..
Tempat/Tanggal
lahir : ………………………………..
Agama :
………………………………...
Pendidikan
Terakhir : …………………………………
Alamat : ………………………………..
Nomor
HP : …………………………………
Berdasarkan
keterangan di atas, saya bermaksud melamar pekerjaan untuk menjadi ……… di sekolah yang
Bapak/Ibu pimpin sekarang ini. Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan :
1. Foto
Copy KTP I Lembar
2. Pas
Photo 3 lembar
3. Akta
VI 1 Lembar
4. Ijazah 1
Lembar
5. Transkrip
Nilai 1 Lembar
6. Daftar
Riwayat Hidup 1 Lembar
Demikian surat
lamaran ini saya buat, atas perhatian dan kebijaksanaan saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya
……………….
Minggu, 02 November 2014
hindu buddha
19.07
No comments
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA MUNCULNYA AGAMA HINDU
Perkembangan
agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus,
di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya
Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama
Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan
kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung
mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber (Kaiber Pass)
pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit
gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami
daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti
berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri
termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian
sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam.
Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau
bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke
selatan Pegunungan Vindhya.
Orang
Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa
Dravida. Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya
merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan
bangsa Aria dan bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari
nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/
Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu.
Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan
Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah
Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan
(tanah milik bangsa Hindu).
DEWA,KITAB SUCI dan SISTEM KASTA
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
Wisnu sebagai dewa pemelihara alam.
Siwa sebagai dewa perusak.
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti.
Kitab
suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama.
Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan
pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman untuk
melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut
kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:
•
Reg Veda, berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua
(1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.
•
Yajur Veda, berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara
agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.
• Sama Veda, berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.
•
Atharwa Veda, berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk
menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai
Gangga Hilir.
Hindu
mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu
Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada
tugas/ pekerjaan mereka.
• Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
•
Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan
Negara, terdiri dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit.
• Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang.
• Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar.
Di
luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan
gelandangan. Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi
dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti
bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas
penduduk India.
Pembagian
kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria
sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan
tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat
keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada
keturunan.
KEMUNDURAN AGAMA HINDU
Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran disebabkan oleh faktor-faktor, yaitu:
1.
Kaum Brahmana yang memonopoli upacara keagamaan membuat sebagai dari
mereka bertindak sewenang-wenang. Contoh: rakyat dibebankan untuk
memberikan korban yang telah ditetapkan.
2.
Sistem kasta membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan
kelahirannya. Golongan Brahmana merasa berada pada kasta tertinggi dan
paling berkuasa terutama untuk mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu
lainnya. Sehingga hal ini menimbulkan rasa anti agama.
3.
Timbul golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai
hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang
dihimpun oleh Sidharta.
PERKEMBANGAN AGAMA BUDHA DI INDIA MASUKNYA AGAMA BUDHA DI INDIA
Agama
Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Agama Budha muncul
sebagai reaksi terhadap domonisi golongan Brahmana atas ajaran dan
ritual keagamaan dalam masyarakat India. Selain itu adanya larangan bagi
orang awam untuk mempelajari kitab suci. Bahkan sebelumnya kaum
ksatria dan raja harus tunduk kepada Brahmana. Sidharta memandang bahwa
sistem kasta dapat memecah belah masyarakat bahkan sistem kasta
dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran.
Oleh
karena itu, Sidharta berusaha mencari jalan lain untuk mencapai moksa
yang kemudian berhasil ia peroleh di Bodhgaya (tempat ia memperoleh
penerangan agung). Pahamnya disebut agama Budha. Menurut agama Budha
kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai setiap orang tanpa harus melalui
bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap orang mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia
mampu mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara. Sidharta
Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat
pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta
disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi.
KITAB SUCI
Ajaran
agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta
Tri artinya tiga dan pitaka artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri
atas 3 kumpulan tulisan, yaitu :
1. Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
2. Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.
3. Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
1. Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha
2. Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.
3. Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin
PERKEMBANGAN dan PERPECAHAN dalam AGAMA BUDHA
Perkembangan Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dan berkembang cepat serta dapat diterima masyarakat India. Hal tersebut dikarenakan, sebagai berikut :
1. Didukung oleh bahasa yang digunakan adalah bahasa Prakrit yaitu bahasa rakyat sehari-hari dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.
2. Agama Budha bersifat non-eksklusif, artinya agama Budha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta.
3. Tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita
Perkembangan Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dan berkembang cepat serta dapat diterima masyarakat India. Hal tersebut dikarenakan, sebagai berikut :
1. Didukung oleh bahasa yang digunakan adalah bahasa Prakrit yaitu bahasa rakyat sehari-hari dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.
2. Agama Budha bersifat non-eksklusif, artinya agama Budha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta.
3. Tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita
Setelah
100 tahun Sang Budha wafat timbul bermacam-macam penafsiran terhadap
hakikat ajaran Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena
masing-masing mempunyai pandangan/ aliran sendiri. Diantaranya aliran
yang terkenal yaitu Hinayana dan Mahayana.
1.
Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang
wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana
sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi. Hinayana, lebih
tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak
menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara.
Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya sebagian besar
berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.
2. Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha.
2. Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha.
Jadi
aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap orang harus
mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap
manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam
mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran Budha semula.
Para pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina,
dan Tibet.
KEMUNDURAN AGAMA BUDHA
Kemunduran agama Budha di India disebabkan karena :
1. Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.
2. Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak.
Kemunduran agama Budha di India disebabkan karena :
1. Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.
2. Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak.
PERSAMAAN dan PERBEDAAN AGAMA HINDU-BUDHA
Persamaan Hindu dan Budha :
-Sama-sama tumbuh dan berkembang di India
-Selalu
berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam kehidupan
manusia di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan
oleh agama.
-Tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya.
Perbedaan Hindu dan Budha :
HINDU BUDHA
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang dipimpin Sidharta
Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada keturunan). Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
Dibenarkan untuk mengadakan korban Tidak dibenarkan mengadakan korban
Kitab suci, WEDA Kitab Suci, TRIPITAKA
Mengakui 3 dewa tertinggi (Trimurti) Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama Budha
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa Prakrit
Kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga terbebas dari samsara
perkembangan agama dan kebudayaan hindu-budha
kebudayaan dan agama hindu-budha pertama kali muncul di sekitar lembah sungai indus (shindu)india. wilayah inilah merupakan awal perkembangan peradaban budaya hindu-buddha.agama hindu yang ada di india ini mengenal sistem kasta.
agahma hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran)antara kepercayaan bangsa arya dengan kepercayaan dravida.sifatnya polytheisme yaitu percaya terhadap banyak dewa.tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuatan terhadap alam,sehingga perlu disembah atau dipuja dan dihormati.
ada beberapa dewa yang terkenal antara lain:
*prativi sebagai dewa bumi.
*surya sebagai dewa matahari
*vayu sebagai dewa angin
*varuna sebagai dewa laut
agni sebagai dewa api
samsara adalah merupakan salah satu ajaran agama hindu yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraa
karma adalah merupakan perbuatan dari seseorang baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
sedangkan reinkarnasi adalah kelahiran kembali.
HINDU BUDHA
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang dipimpin Sidharta
Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada keturunan). Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
Dibenarkan untuk mengadakan korban Tidak dibenarkan mengadakan korban
Kitab suci, WEDA Kitab Suci, TRIPITAKA
Mengakui 3 dewa tertinggi (Trimurti) Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama Budha
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa Prakrit
Kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga terbebas dari samsara
perkembangan agama dan kebudayaan hindu-budha
kebudayaan dan agama hindu-budha pertama kali muncul di sekitar lembah sungai indus (shindu)india. wilayah inilah merupakan awal perkembangan peradaban budaya hindu-buddha.agama hindu yang ada di india ini mengenal sistem kasta.
agahma hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran)antara kepercayaan bangsa arya dengan kepercayaan dravida.sifatnya polytheisme yaitu percaya terhadap banyak dewa.tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuatan terhadap alam,sehingga perlu disembah atau dipuja dan dihormati.
ada beberapa dewa yang terkenal antara lain:
*prativi sebagai dewa bumi.
*surya sebagai dewa matahari
*vayu sebagai dewa angin
*varuna sebagai dewa laut
agni sebagai dewa api
samsara adalah merupakan salah satu ajaran agama hindu yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraa
karma adalah merupakan perbuatan dari seseorang baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
sedangkan reinkarnasi adalah kelahiran kembali.
agama buddha
19.01
No comments
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI INDIA DAN DI TIONGKOK
- Agama Buddha di India
- Agama Buddha di India
-Masa perkembangan awal hingga konsili agung,
-Masa kekuasaan raja ashoka,
-Masa kemunduran agama Buddha di India.
- Masa perkembangan awal
Konsili pertama di adakan di Raja Graha dan di hadiri oleh 500 arahat
dengan tujuan utama mengumpulkan ajaran ajaran yang telah di wedarkan
Buddha dan menyusunnya secara sistematis. Konsili ini berhasil mengumpulkan ajaran ajaran Buddha kedalam 3 golongan, dari sumber inilah
kemudian disusun kitab tripitaka sebagaimana dikenal saat ini. Pada
konsili kedua di vesali, bahwa kelompok yang ingin tetap mempertahankan
kemurnian vinaya berjumlah lebih kecil daripada kelompok yang
menginginkan perubahan perubahan. Kelompok pertama kemudian menamakan
diri Stavirada yang kelak disebut Teravada, sedangkan kelompok bhikkhu
yang menginginkan perubahan menamakan diri mahasanghika.
Pada konsili II sebagai awal adanya 2 kelompok yakni Mahasanghika
vajian yang kemudian dikenal dengan aliran utara (Mahayana) sedangkan
Sthaviharavada atau aliran Selatan (Hinayana)
Setelah konsili kedua tersebut, untuk selama 100 tahun tidak banyak
yang diketahui tentang perkembangan agama Buddha di India. Terutama
setelah raja kalasoka meninggal dunia. Baru dengan munculnya raja asoka
dari dinasti maurya, sekitar 272 SM, agama Buddha memperlihatkan
perkembangan yang sangat pesat ke seluruh dunia.
Pada konsili III diadakan sebagai akibat dari sebagian bhikkhu yang
menganut pandangan sarvas tivadin, sebagai melawan pandangan tradisional
dari yang lebih tua. Dari Konsili I sampai IV secara garis besar
terpecahlah aliran Buddha menjadi empat aliran besar, yaitu Sthavirada
menjadi aliran yang sekarang bernama Theravada Buddhis, sedangkan
Mahasangika dan Sarvastivada kelak menjadi aliran Mahayana Buddhis.
Sammitya yang merupakan pecahan Sthavirada sudah punah.Theravada Buddhis
berkembang di India semasa Raja Asoka dan dibawa oleh Putra Raja Asoka
yang bernama Mahinda ke Srilanka dan kelak dari Sri Lanka menyebarlah
Buddha Theravada ke Asia Tenggara pada abad ke-11.
Dari India menyebarlah agama Buddha Mahayana ke timur,
yaitu Cina, Korea, Jepang, dan ke Utara Tibet dan Nepal yang kelak
menjadi Tantrayana Buddhis. Menjelang pertemuan terakhir atas anjuran
raja asoka maka dikirimlah utusan utusan ke berbagai Negara untuk
menyebarkan dharma, antara lain : Syiria, Mesir, Yunani, dan Asia
Tenggara Masa Kekuasaan Raja Asoka
Sebelum Raja Asoka naik tahta, beliau memegang kuasa sebagai raja
muda di India Barat, suatu ujian diadakan untuk menunjukan kecakapannya.
Beliau menggantikan ayahnya sejak masih muda, tetapi penobatannya
sebagai raja baru diadakan empat tahun kemudian. Tidak seperti nenek dan
ayahnya, beliau adalah seorang yang lemah lembut, ramah dan berbakti,
setia kepada agama dan sangat mengasihi rakyatnya. Walaupun demikian,
beliau terpaksa berperang demi ketentraman di Deccan dan menaklukkan kerajaan Kalinga (Teluk Benggala). Setelah Raja Asoka mendengar bahwa dalam peperangan tersebut sekitar 100.000 orang Kalinga meninggal
dan 150.000 ditawan, beliau sangat sedih dan bersumpah tidak akan
mengangkat senjata lagi terhadap siapa pun untuk selamanya. Semakin lama
semakin nampak keinginannya untuk mengikuti ajaran Buddha dan menjalankan segala ajaran Buddha dalam kehidupan sehari – hari serta dalam pemerintahan.
Di tahun 249 SM atau 24 tahun setelah menjadi raja, Raja Asoka mengunjungi tempat – tempat yang berhubungan dengan kehidupan Buddha Gotama. Tempat – tempat tersebut adalah: Kapilavatthu (tempat kelahiran Buddha), Vārāṇasī (tempat Buddha pertama kali mengajarkan Dhamma), Buddhagayā (tempat pohon MahāBodhi), dan Kusināra (tempat Parinibbāna Buddha). Di tempat – tempat tersebut, Raja memberikan dāna dan
mendirikan tanda – tanda peringatan yang sampai sekarang masih sangat
bermakna untuk mempelajari sejarah masa lalu. Raja Asoka meninggalkan
ajaran Brahmana dan mengikuti ajaran Buddha, kemudian Raja menjadi Bhikkhu. Ajaran Buddha pada masa itu mendapat kedudukan sebagai agama kerajaan. Atas titah Raja Asoka, sekitar 48.000 buah thūpa (stupa) didirikan. Yang masih tersisa adalah stupa yang
terkenal di Sanchi (India Tengah), dekat ibukota di bawah
pemerintahannya dulu. Untuk puterinya, Puteri Charumali yang sangat
berbakti, Raja mendirikan beberapa vihāra bagi kaum wanita, terutama di bagian Nepal.
Pada tahun kesepuluh masa pemerintahan Raja Asoka diselenggarakan Saṅgāyanā yang ketiga di ibukota Magadha, Pataliputta (218 tahun sejak Parinibbāna Buddha Gotama). Saṅgāyanā di pimpin oleh Bhikkhu Tissa Moggaliputta dan menetapkan Kattavatthu ke dalam Abhidhammā. Diberitakan bahwa pada masa itu terdapat delapan belas aliran (Therāvada yang terkemuka) dalam ajaran Buddha. Seorang sarjana barat, Kern, menilai bahwa Saṅgāyanā ketiga ini bukan bersifat umum, melainkan hanya dihadiri oleh kelompok Therāvada.
- Agama Buddha di Tiongkok
Agama Buddha kemungkinan besar muncul di Tiongkok sekitar abad
pertama Masehi dari Asia Tengah (meski menurut tradisi agama ini dibawa
oleh seorang bhiksu pada masa pemerintahan raja Asoka), sampai abad
ke-8 ketika negara ini menjadi pusat agama Buddha yang penting. Agama
Buddha tumbuh dengan subur selama awal dinasti Tang(618–907). Dinasti
ini memiliki ciri keterbukaan kuat terhadap pengaruh asing, dan
pertukaran unsur kebudayaan dengan India karena banyaknya perjalanan
bhiksu Buddha ke India dari abad ke-4sampai abad ke-11.
Namun pengaruh asing kembali dianggap negatif pada masa akhir dinasti
Tang. Pada tahun 845, Kaisar Tang Wu-Tsung melarang semua agama “asing”
(termasuk agama Kristen mazhab Nestorian, Zoroastrianisme, dan
Buddha) untuk lebih mendukung Taoisme yang merupakan ajaran pribumi.
Agama Buddha di Cina juga melahirkan beberapa aliran besar dalam golongan Buddha Mahayana, antara lain :
- Aliran Chan atau Dhyana yang didirikan oleh Boddhirma, asal India tetapi menetap di Cina antara 527-536 M. Boddhidharma di kenal sangat raqdikal terhadap kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Buddha dan bermaksud untuk kembali pada semangat ajaran Buddha yang asli sehingga aliran yang didirikannya sangat memberi tekanan pada teks-teks suci. Aliran ini berkembang pesat di Cina terutama pada masa Hui Neng (838-713 M.) karena mengaku mendapatkan ajarannya langsung dari Sakyamuni . dalam perkembangannya kemudian , aliran ini masuk dan berkembang di Jepang menjadi Zen dan berpengaruh dalam kehidupan keagamaan di Cina maupun Jepang sampai hari ini. Seorang Bikkhu Cina memberi warna lain pada aliran ini dengan menekankan ajaranya pada etos kerja dalam kata-kata singkat: “sehari tanpa kerja adalah sama dengan sehari tanpa makan. kehidupan tidak hanya di isi dengan meditasi, tetapi juga dengan kerja”
- Aliran Vinaya, didirikan oleh Too Hsuan (595-667M), yang menekankan ajarannya pada pelaksanaan vinaya secara ketat. Menurut aliran ini, pengingkaran terhadap dunia dan kesusilaan merupakan kondisi kehidupan sang Buddha. Oleh karena itu aliran ini menekankan pada kehidupan mistik dan membiara. Aliran Ching-tu atau tanah putih, yang didirikan oleh Hin Yuan dan T’an Lun. Ajarannya didasarkan pada kitab Amithayadhana, sebuah kitab yang merupakan kelanjutan dari kitab Sukhau Zatiyuha. Aliran ini menekankan pada pemujaan terhadap Amida Atau Amitaba yang mewujudkan diri dalam Dewi Kwan In.Aliran aliran lainya adalah aliran Chen Yen yang bercorak esoteris dan banyak mempergunakan mantram atau diagram magik dalam mencapai tingkat kebuddhaan; Aliran T’ien T’ai yang didirikan oleh Chih-Yi, seorang ahli tafsir atau kitab kitab sutra, dengan ajaranya yang menekankan pada dharma dan meditasi dan sebagainya.
Minggu, 23 Maret 2014
perkembangan tantrayana
PERKEMBANGAN TANTRAYANA
DAN
AJARAN-AJARANNYA
Tantrayana memiliki arti secara
harafiah jalan Tantra atau Jalan Petir (kilat).
Dikatakan demikian karena Tantrayana merupakan kelanjutan dari Hinayana yang
menekankan disipilin Dharma, dan Mahayana yang menekankan jalan Bodhisattva.
Sehingga Tantrayana bukan saja menekankan disiplin Hinayana dan cita-cita
Mahayana, lebih dari itu memiliki kajian dan pemahaman yang lebih dalam dan
jauh didalam menghayati jalan serta mereaiisasikan tujuan, baik tujuan dari
Hinayana untuk mencapai pembebasan maupun Mahayana yang menginginkan tujuan
Bodhisattva. Dengan demikian Tantrayana merupakan perpaduan antara pelaksanaan
Hinayana dan Mahayana disamping ajaran esoterik Tantrayana sendiri.
asadha puja
ÄSÄÆHA-PÌJÄ
Bulan Äsälha/Äsadha Merupakan Kebangkitan
kesadaran Tiratana
(Buddha, Dhammä dan Saêgha)
A.
Pengertian Bulan Äsalha/Äsadha?
Äsalha-Pìjä
(pali) adalah penghormatan
di bulan suci Asadha (Indonesia) (Panjika.2004:339) yang jatuh tepat
purnama sidhi tahun 588 SM, saat Buddha Sakyamuni membabarkan Dhammä
untuk pertama kalinya di taman Rusa, Isipatana dekat Benares kepada lima orang
petapa (S.v.240). Bulan Äslha/Asadha (Juli) adalah nama
bulan yang ke-8 dalam penghitungan bulan Buddhis (BE) atau jatuh dua
bulan setelah bulan waisak (Vesakha).
asal mula hubungan seksual
Asal Mula Hubungan Seksual
Melakukan
hubungan kelamin dapat menyebabkan kelahiran seorang anak manusia. Itulah
pandangan umum yang berlaku. Sudah menjadi pandangan umum bahwa kelahiran
seorang anak manusia itu adalah akibat dari hubungan kelamin sepasang manusia,
lelaki dan perempuan. Karenanya,
dalam pandangan tradisional hubungan kelamin hanya dibenarkan dalam rangka
reproduksi manusia atau prokreasi;yang diawali terlebih dahulu oleh pasangan
yang bersangkutan dengan pernikahan. Suatu ikatan bahwa tubuh perempuan yang
subur itu hanya akan melahirkan anaknya dari lelaki yang menjadi pasangannya.
Langganan:
Postingan (Atom)