BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agama Buddha sebagai salah
satu agama di Indonesia harus bisa menjawab bagaimanakan awal terjadinya alam
semesta dan segala isinya ,Ketika Malunkyaputta bertanya mengenai kekal atau
tidaknya kekalnya dunia, terbatas atai tidak terbatasnya dunia, Buddha tidak
memberi jawaban, karena pengetahuan itu tidak perlu untuk mengakhiri
penderitaan (M.I,427-431)
Gambaran alam semesta
seperti yang di ungkapkan oleh Ilmu pengetahuan modern sekarang ini sudah di
kemukakan oleh Sang Buddha.Dalam Abhibhu Sutta ,Buddha menjelaskan “sejauh Bulan
dan matahari bergerak dalam garis edarnya dan sejauh pancaran sinarnya mencapai
segala arah, sejauh itu luas sistem seribu tata surya alam semesta.
Jagat raya dan semua isinya
di tandai tiga ciri keberadaan (Tilakhana) yaitu Tidak kekal, di cengkeram
Dukha dan tidak memiliki substansi inti yang berdiri sendiri. (A.I,286)
Kehidupan menurut Prof.
Rhodes menggambarkan hidup atau kehidupan itu sebgai urut-urutan proses yang
terjadi di dalam tingkatan-tingkatan tertentu, yang sifatnya kompelks, dari
organisasi zat.Menurut Agama Buddha Buddha Kehidupan itu merupakan sesuatu yang
berlanjut terus, sesuai dengan doktrin persebaban yang saling bergantungan,
bagaimana sebab itu menjadi akibat dan sebaliknya.Bisa di katakana kehidupan
itu di cengkeram oleh hukum Paticcasamuppada. (Buddhadasa.P.Kirthisinghe)
Barangkali atom purba atau
Sel primitif menurut teori evolusi modern yang menjadi asal dari segala bentuk
kehidupan, dapat di samakan dengan tanah Menurut Buddha makluk insani neenk
moyang menusia sekarang semula adalah sosok yang bercahaya. Cahaya itu
berangsur lenyap setelah mereka mengkonsumsi sari tanah.Sesuai dengan apa yang
di makannya, tubuh mereka menjadi padat.Selanjutnya makluk-makluk tersebut
makan tumbuh-tumbuhan yang muncul daari tanah belakangan (D. III,85-88)
Dapat Di simpulkan bahwa
makluk insani yang memiliki unsur batin bukan merupakan hasil evolusi dari
tumbuh-tumbuhan, apalagi benda mati. Hanya saja menurut prinsip ketergantungan,
sesuatu yang hidup mengandung unsur-unsur yang tidak hidup
Aganna Sutta tidak secara
eksplisit mengungkapkan perkembangan hewan.Evolusi yang di gambarkan oleh
Buddha harus di pahami dalam konteks kelangsungan siklus kelahiran kembali.Sesuai dengan karmanya seekor
binatang yang mati dapat di lahirkan kembali menjadi manusia dan sebaliknya.
Penyebrangan ini di lihat dari aspek batin.
B.
Inti Permasalahan
1.
Bagaimanakah
konsep pembentukan alam Semesta dalam Agama Buddha
2. Bagaimakah
mendeskripsikan seleksi alamiah dan evolusi secara umum dan dalam pandangan agama Buddha.
C.
Tujuan Permasalahan
1. Dapat
menjelaskan pembentukan alam semesta,seleksi alamiah dan evolusi dalam Agama
Buddha.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP
PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA MENURUT AGAMA BUDDHA
Menurut pandangan Buddhis,alam semesta ini luas
sekali. Dalam alam semesta terdapat banyak tata surya yang jumlahnya tidak
dapat di hitung.
1.
Bentuk Tata Surya
Edwin Hubble pada tahun 1925 menemukan bahwa semua
benda langit yang terdiri dari sekian milyaran bintang, planet, asteroid dan
komet yang berkelompok dalam bentuk cakram atau spiral yang di sebut
galaksi.Planet bumi kita hanya titik kecil yang terdapat pada suatu galaksi yang di beri nama Bima Sakti
(Milky Way).
Bima sakti bukanlah satu-satunya galaksi dalam alam
semesta ini,terdapat banyak sekali galaksi dengan ruang kosong di antara
galaksi-galaksi itu. Dalam Agama Buddha telah ada gambaran galaksi alam semesta
yang di istilahkan “ Cakkavala”. Dalam bahasa pali, Cakkavala
berasal dari kata “Cakka”. Yang berarti Cakram/roda. Sang Buddha mengetahui
pula keberadaan kelompok-kelompok galaksi yang di sebut Beliau sebagai sistem
Dunia (………)
2.
Sistem Dunia
Penemuan Ilmiah juga menemukan belakangan bahwa kosmos
ini, ternyata tidak hanya terdiri dari galaksi tetapi juga bahwa galaksi ini
berkelompok yang di kenal sebagai Cluster (salah satu di antaranya di kenal
sebagai Coma Berenicus), lalu Cluster ini berkelompok lagi menjadi apa yang di
sebut Oleh Sarjana Hannes Alven sebagai Metagalaxy
Sang Buddha telah melihat kenyataan itu, Beliau
menyebutnya sebagai sistem Dunia (Loka dhatu) dan menambahkan perbedaan dalam
ukurannya: Sistem Dunia ribuan lipat (Culanika Loka Dhatu),sistem Dunia sedang
ribuan-pangkat- dua (Dvisahassa majjhima loka dhatu), sistem dunia besar
ribuan-pangkat tiga kali lipat (tisahassimahasahassi lokadhatu) dan seterusnya.
(Arya Tjahjadi 1994: 4)
‘Sejauh matahari-matahari dan bulan-bulan berputar,
bersinar dan memancarkan sinarnya ke angkasa, sejauh itu pula sistem dunia
ribuan lipat.Di dalamnya terdapat ribuan matahari, ribuan bulan”. (Samyutta II:
178)
3.
Satuan Waktu
Dahulu , dalam waktu yang sangat lama. Manuisa tidak
dapat membayangkan luas alam semesta baik dari satuan waktu maupun ruang untuk
dapat memahami asal dan luas alam semesta.Pemikiran saat itu terbatas serta
terikat ke pahaman dunia semata.
Menurut Sang Buddha waktu yang di perlukan untuk
terbentuk dan hancurnya suatu sistem dunia sangatlah panjang;di perlukan sangat
banyak “kappa” Dalam
Samyutta Nikaya II:181 Sang Buddha menggunakan perumpamaan seperti yang di
uaiakan dio atas untuk memebri gam,baran tentang “jarak ruang dalam
satuan waktu”, sama halnya para ahli astronomi saat ini menggambarkan
“jarak-jarak di angkasa luar dengan menggunakan satuan tahun cahaya”.
Kurun masa kappa inipun, mempunyai kelipatan yang lebih panjang yang dis ebut Mahakappa,
yang terdiri dari Sanvatta Kappa yaitu masa kehancuran, Sanvattatthayi kappa
adalah masa kegelapan atau masa kematian,Vivatta kappa adalah masa pembentukan
kembali (terbentuknya bulan dan matahari ),Vivatthatthayi kappa adalah masa
statis (masa di mana saat ini kita berada).
Lalu pada beberapa tahun terakhir dengan teknologi
yang semakin berkembang antara lain di mungkinkan oleh data yang di kirim oleh
satelit angkasa luar, maka terungkap
a.
Big Bang
Bahwa alam semesta adalah suatu sistem yang berdenyut
yang setelah mengembang secara maksimal , lalu akan menciut dengan segala energi yang di tekankan pada
sautu bentukan masa, sedemikian be4sar sehingga yang menyebabkan ledakan yang
di sebut sebagai “Big Bang”, yang berakibat pelepasan energi.
Ternyata dengan Gemilang, Sang Buddha tela memalumkan
pengembangan dan penciutan alam semesta. Beliau bersabda:
“ lebih awal, atau lebih lambat ,ada suatu waktu ,
sesudah masa waktu yang sangat panjang sekali alam semsta menciut…
tetapi lebih awal atau lebih lambat, sesudah masa yang
lam asekali alam semesta mulai mengembang lagi “. (Digha Nikaya, III: 84 )
b.
Daerah Gelap
Semesta
Bagian Gelap dari alam semesta yang di Dark Matter,
para Ilmuan memperkirakan bahwa bagian yang dapat terlihat / terang dalam
alamsemesta, termasuk galaksi dan bintang-bibntang hanyalah 1% daerah seluruh
alamsemesta dengan kata lain 99 % dari alam semesta ini gelap.
Sekali lagi Sang Buddha kemampuannya seorang Samma
Sambuddha telah melihat fenomena ini. KebijaksanaaNya , yang tal terbatas dapat
memahami konsep dari lam semesta yang tal terbatas.beliau menyebutkan adanya :
“ Daerah Gelap , hitam, kelam di antara sistem –sistem
Dunia sedemikian rupa sehingga matahari dan bulan sekalipun tidak dapat
mencapainya…”. (Majjhima Nikaya III:120)
Massa gelap ini menjadi masa cadangan Graviditas bila
di angkasa luar masih cukup tipis, maka di perkirakan cosmos masih akan
mengembang, namun seballiknya bila masa sudah cukup padat di angkasa luar, maka
gaya berat akan melambat dan kemudian membalik pengembangan itu menjadi
penciutan.Kosmos akan mengempis hal ini di sebut sebagai Big Crunch.
c.
Permulaan Alam
Semesta
Alam semesta secara berkesinambungan berubah dari
xsuatu keadaan ke keadaan yang lain , terbentuk dan hancur lalu terbentuk lagi,
suatu proses tanpa awal dan akhir. Dengan sendirinnya bila di nyatakan bila
bahwa alam semesta berawal secara serentak, maka di perlukan energi awal yang
terjadi dari sasuatu yang tidak ada, danhal ini jelas bertentangan dengan
kaidah ilmu pengetahuan. Stephen Hawking mengemukakan “teori tanpa batas’,
yaknii bahwa alam ini tidak Punya batas. Dan tidak punya awal, dengan kata lain
alam ini tidak pernah tercipta.
Sang Buddha berpendapat,bahwa alam semesta, yang di
sebut Beliau Sebagai Samsara, adalah tanpa awal. Beliau bersabda:
“ Tak dapat Di tentukan awal dari alam semesta.Titik
terjauh dari kehidupan,berpindah daeri kelahiran ke kelahiran,terikat oleh
ketidaktahuan dan keinginan,tidaklah dapat diketahui.” (Samyutta Nikaya, II:178
)
Lalu para ilmuwan mengemukakan teori laun,yang memungkinkan itu
semua,antara lain :
1. Anthropic Principle
Para ahli memperkenalkan “Anthropic Priciple” yang
menyatakan bahwa sebenarnya tudaklah mustahil dan tidaklah harus kuar biasa
bahwa alam semasta kemudian menghasilkan kehidupan,
Sebab seperti di ketahui, ada bermilyar-milyar alam
semesta/galaxy lain yang tidakpunya dimensi kehidupan. Sejak 2500 tahun yang
lalu Sang Buddha menyatakan bahwa semua
fenomena alam tidak lain hanyalah perwujudan dari kondisi (Sankhata ).
2. Chaos Dan Complexity Theori
Complexity theori di perkenalkan pertama kali di
perkenalkan tahun 1987 oleh M..Mitchel dan Roger Lewin, pula ”Chaos” theori oleh james Gleick. Istilah yang
kemudian popular sebagai pengganti istilah Komplexity adalah “Self
Organization”, yakni suatu
lapangan baru yang menyangkut beberapa disiplin Ilmu, yang berintikan
bahwa segala sesuatu di alam ini mempunyai untuk mengorganisisr dirinya
sendiri.
Alam semesta pada awalnya dari bentuk yang masih
“chaos” (kacau/semrawut).kemudian mengorganisasi dirinya sendiri menjadi
galaxy, bintang-bintang dan planet
3. Kin Selection
Kin Selection
adalah suatu theori yang berdasar pada theori evolusi, yang lalu di
anggap sebagai pertanda penting dari pengembangan theori evolusi itu sendiri
pada pertengahan abad ini. William. D. Hamilton
menyatakan bahwa berkembangnya makluk hidup menuju tingkat evolusi yang lebih
tinggi di mungkinkan karena daya tarik menarik di antara sel-sel yang
berdekatan yang lalu cenderung berbagi seifat genetic, bekerja sama dalam arti
evolusi menjadi multi sel seperti organ-organ dan badan kita. Lalu organisme
ini cenderung untuk saling tarik menarik, membentuk jenis kelamin dan sekali
lagi dengan tetap berevolusi. dengan
kata lain “Kin selection” tidak lain adalah naluri alami untuk
melestarikan gen.
B. SELEKSI ALAMIAH ,EVOLUSI DAN
AGAMA BUDDHA
Seorang filosof dari koloni
yunani Elia bernama Palmenides,sekitar 540-480 SM,beranggapan bahwa segala
sesuatu yang ada pasti telah selalu ada karena tidak ada yang ada yang ada dapat menjadi tidak ada .Ini berarti
alam semesta sudah ada dan akan selalu
ada , tanpa awal dan tanpa akhir.
Kesimpulan sains mengenai
pembentukan alam semesta adalah tidak mungkin alam semesta muncul secara bersamaan dalam ruang dan waktu
tertentu.
Agama Buddha mengajarkanasal
kehidupan tidak dapat di jangkau oleh pikiran manusia walau demikian Sang
Buddha menggambarkan secara gamblang
“ Cepat atau lambat setelah
suatu masa yang lama sekali ketika dunia ini hancur. Bilamana hal itu terjadi,
umumnya makluk terlahir kembali di Abhasara (alam cahaya) di sana mereka hidup
dari ciptaan batin (mano maya), di liputi kegiuran,memiliki tubuh yang
bercahaya melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup
secara demikian dalam masa yang lama sekali. “
“ dan ketika itu terjadi,
makluk-makluk yang mati di abhasara ,biasanya terlahir kembali di sini sebagai
manusia. Mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), di liputi
kegiuran,memiliki tubuh yang bercahaya melayang-layang di angkasa, hidup dalam
kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.
Pada waktu itu semuanya
terdiri dari air, gelap gulita, tidak ada matahari atau bulan yang nampak,
tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi, yang kelihatan. Siang maupun malam
belum ada, bulan maupun pertengahan
bulan belum ada, tahun maupun musim belum ada, laki-laki maupun wanita belum
ada, makluk-makluk hanay di kenal sebagai makluk saja” (Digha Nikaya:III:8)
Ini sesuai dengan tulisan Haldane,1920 dan Oparin yang
menyatakan bahwa jenis kelamin yang pertama muncul adalah bentuk kelamin
Aseksual.Bentuk-bentuk kehidupan itu mulai berkembang di atas permukaan masa
cair (Herbert Wendts)
“ cepat atau lambat setelah suatu massa yang lama sekali bagi makluk tersebut,
tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk
buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin , demikianlah
munculnyua tanah itu. Tanah itu mempunyai warna bau dan rasa,sama seperti
daging susu atau mentega murni. Demikianlah warnanya tanah itu sama seperti
madu tawon murni,demikianlah manisnya tanah
itu.
Kemudian di
antara makluk-makluk yang mempunyai sifat pembawaan serakah (Lolajatiko)
berkata :
Apakah ini ? ketika Dia melakukannya Dia menyukainya,
dan keinginanpun timbul, lalu makluk yang lainnya melakukannya juga.Keinginan
timbul di antara merekajadi mereka mulai berpencar memakannya, setelah itu
cahaya badannya menghilang.
Kemudian makluk-makluk itu memakan sari tanah kembali
dalam masa yang lama. Tubuh
mereka menjadi padat danmulai terbentuk tubuh yang indah dan buruk.
Menurt theori yang memiliki latar belakang ilmiah yang kuat
dapat di simpulkan bahwa:
-
Benih kehidupan yang pertama
berasal dari angkasa luar, ( Prof.Sir fred hoyle dan Chandra.W )
-
Kemudian dunia pada awalnya
terjadi tertutup oleh masa cair (Haldane dan Oparin 1920)
-
Jenis kelamin yang pertama
muncul di bumi adalah aseksual.
-
Bentuk-bentuk kehidupan itu mulai berkembang diatas permukaan masa
cair tersebut. (Herbert Wendts)
Perkembangan dari bentuk-bentuk kehidupan itu mulai
tampak dari adanya perpaduan dari zat-zat yang memebtuk benda padat. Dari
perkembangan waktu dan perbedaan tempat membentuk zat tersebut suatu organisme,
organisme tersebut membentuk kemunitas seperti dalam penyeledikan yang di
lakukan akhir-akhir ini. Pada lapisan tanah bagian atas setebal 1 Inch, dan
seluas 1 acre, yang terletak di dekat Ibukota Amerika Serikat menunjukkan bahwa
tanah setebal dan seluas itu beiri lebih dari 1 .000.000 hewan-hewab
Microsofic,dan 2.000.000 benih Microsofic. Pada tanah setebal dan seluas itu terdapat
lebih dari 300.000 spesies (jenis-jenis) tanaman hidup dan 1.120.000 spesies
hewan-hewanhidup dan lebih dari 3/4nya
terdiri dari insect atau serangga.Sedangkan hewan golongan tinggi atau
yang telahbertulang belakang, membentuk hanya 5 pasiennya.kira-kira 20% terdiri
dari golongan Mollus. (keong/siput). Lainnya adalah golongan Arthropod (jenis
hewan yang bayak kainya) dan golongan Protozoa ( organisme yang bersel satu).
Jadi, terdapat banyak sekali kehidupan-kehidupan dan ini merupakan faktor utama
di dalam evolusi kehidupan seperti yang di tunjukkan dalam Charles Darwin,
hal-hal yang demikian itu membimbing
orang untuk mempercayai apa yang di namai “Selesksi Alamiah” (Natural
Selection). Di alam ini dengan hasil yang berlebihan dari organisme dan terdapatnya
perjuanagn hidup yang tak terelakkan , maka organisme-orghanisme yang
paling kuat , yang paling menang di
dalam menghadapai persaingan hidup, dapat
tetap hidup terus (Survival Of The Fitters),Ini adalah theori umum dari
seleksi alamiah. (Kirtisinghe,1995:136)
Dinyatakan orang bahwa lama sebelum Darwin,orang telah mulai menolak cerita dari
Kitab Suci mengenai penciptaan. Satu demic satu ,Darwin telah memperkembangkan
ide-ide besarnya,yang kita asosiasikan dengan namanya,yaitu,seleksi
alam,seleksi aseksual,argumen-argumen dari domestikasi,studi-studi didalam
penekanan penduduk,studi tentang variasi-variasi dan isolasi geogravfis,bukti
tentang perbandingan anatomi dan embriologi,cara-cara hibridisasi,manfaat dari
hybrid-hybrid,dan yang terakhir dari semuanya,adalah analisanya tentang jiwa
dan moral.Tidak ada satupun dari yang termuka tersebut dimuka tadi,yang dialam sesuatu cara,yang
bertentangan dengan ajaran Buddha Dhamma.
Darwin mempertahan kan
pendapatnya bahwa manusia iyu berasal dari satu sumber tinggal,yang berupa
hewan-hewan yang menyerupai kera,yang menghuni dunia kono.Dia mempertahankan
pendapatnya bahwa satu sumber tunggal tersebut lalu mengalamidiversivikasi
menjadi berbagai species-species atau bangsa-bangasa.
Evolosi didalam faktanya terjadi peristiwanya,paling
jelas oleh studi mengenai fosil-fosil.Penemuan fosil-foil,tulang-tulang
hewan,yang dapat dipetrbandingkamdengan makhluk-makhluk yang masih
hidup,dinamai palaentologi.
Adalah dopktrin yevolusilah,yang mula pertama dapat
memeberikkan interpretasi mengenai sifat-sifat perubahabn-perubahan fauna,dari
palaentologi dan para ahli geaologi.Seri-seri hewan yang menunjukan adanyan
perubahan-perubahan evolusioner,yang paling menyakinkan,adalah pada penemuan
–penemuan hewan –hewan yang bertulang belakang.
Kita memiliki pengetahuan yang luar biasa kayanya
tentang sejarah hewan-hewan menyusui.Dapat ditunjukan bahwa didalam proses
perubahan setingkat demi setingkat yang meliputi keterangan jenis
makhluk,tentang besarnya tubuhnya ,pertumbuhannya,kebiasaanya cara
memekannya,dari jenis babi,hingga jenis gajah.Perubahan-perubahan tersebut
meliputi jangka weaktu kira-kira 40 juta tahun.Kalau jenis kuda dan jerapah dengan memperpanjang
lehernya untuk mencari makan, maka yang terjadi pada hewan jenis gajah adalah
dengan memperpanjang rahang bawahnya, untuk tujuan yang sama seperti pada jenis
kuda. Julian Huxley berpandangan yang sama dengan Darwin yang berpikiran bahwa mungkin semua
kehidupan yang ada ini berasal dari satu wujud yang aseli. ‘ kita mulai dapat
melihat bahwa keajaiban evolusi amoba ketingakt manusia , atau kita tahu tanpa
adanya keragu-raguan bahwa itu merupakan suatu keajaiban yang sangat
menakjubkan, dan bahwa evolusi yang demikian itu, bukan merupakan suatu hasil
karya dari sabda yang maha perkasa dari Sang maha Pancipta, tetapi adalah
merupakan hasil penggabungan dari proses-proses kecil, yang tampaknya tidak
berarti. Perubahan structural itu terjadi di dalam suatu Molekul, pada
Kromosom-kromosomnya, hasil dari suatu perjuangan untuk mencari makan,pada dua
hewan, reproduksi dan kegiatan membesarkan anaknya.
Sir Darwin mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:”
Lebih lanjut, dapatlah kita teangkan bahwa evolusi dan adaptasi dari
tanaman-tanaman dan hewan-hewan,itu sering di katakana pada desainnya,
tujuannya, atau bimbingannya;namun di dalam kenyataannya sering ada
penyimpangan-penyimpangan, dan bencana-bencana yangberada jauh dari desain,
tujuan, dan bimbingan, sehingga hal itu mendorong kita untuk mencari
keterangan-keterangan yang lainnya”.
Tidak ada etitas
yang keadaan sedemikian rupa, yang di katakana sebagai roh (Anatta) pada
manusia dan hewan-hewan. Menurut ajaran Agama Buddha, semua benda, baik makluk
hidup atau benda-benda mati, itu merupakan subjek yang terkena perubahan. Tidak
ada yang bersifat permanen; semua benda itu muncul dan lalu lenyap; oleh karena
itu, tidak ada entitas yang berkeadaan permanen di dalam bentuk suatu roh atau
self , yang terdapat di dalam diri
manusia atau di dalam sesuatu yang lain.
Semua kehidupan di bumi berkeadaan saling
ketergantungan, yang satu terhadap yang lainnya, dan tidak berfungsi di dalam
isolasi atau keterasingan. Oleh Karena
itu, manusia dan hewan-hewan itu tidak bersifat tidak permanen dan mengalami perubahan-perubahan secara berlanjut terus, dan berada di dalam
suatu keadaan yang selalu mengalami keadaan mengalir (Anicca), dan
masing-masinmg di kondosikan oleh faktor-faktor lingkungan sekitar.Dimana-mana
konflik-konflik, dan itu menunjukkan adanya sifat tidak memuaskan di dalam kehidupan atau
menggunakan istilah dalam agama Buddha “Dukkha”.
Kesimpulannya
bahwa, Pembentukan alam semesta menurut pandangan agama Buddha yaitu seiring
dan sejalan dengan ilmu pengetahuan hanya dalam penyajian yang berbeda. Para ilmuan
mengetahui dan menemukan konsep itu berdasarkan penelitian setelah jauh Sang
Buddha menjelaskan di Dalam Sutta.