MASALAH PENDIDIKAN DALAM
AGAMA BUDDHA
Permasalahan yang
dihadapi umat Buddha saat ini dalam Pendidikan Budhis yang berkualitas dengan
disiplin yang baik adalah sebagai berikut:
Ø
Sistem
dan Manajemen yang kurang profesional
Ø
Rasa
sosial dan toleransi yang terlalu tinggi
Ø
Gaji,
fasilitas guru dan pegawai kurang memadai
Ø
Tidak
memiliki pangsa pasar yang jelas
Ø
Kurang
promosi dan prestasi yang kurang diexpose
Sebab-sebab kurang bermutunya
sekolah Buddhis:
- Kurang menyadari arti kata pendidikan
Seperti kita
ketahui, sebagian waktu kita sekarang ini lebih banyak dihabiskan di sekolah,
ditambah lagi dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga fungsi sekolah selain
sebagai tempat belajar juga telah menjadi tempat pembinaan keyakinan umat
beragama.
Lalu bagaimana
dengan kita sebagai umat Buddha yang mendapat pendidikan formal di sekolah
non-Buddhis? Kita wajib mengikuti kegiatan kerohaniaannya mereka. Dan kita
mungkin hanya sekali dalam seminggu belajar Dhamma di Vihara.
- Kurangnya Sumber Daya Manusia
Dampak dari
kurangnya mutu sebagian sekolah Buddhis dan sedikitnya bangunan sekolah Buddhis
adalah secara perlahan-lahan kita kehilangan SDM Buddhis yang berkualitas,
karena biasanya mereka berpindah agama saat mengikuti pendidikan formal di
lingkungan non-Buddhis.
- Kurangnya Manajemen Operasional
Dari segi
manajemen operasional, kita memiliki kelemahan. Ini dapat dilihat dari
perkembangan mutu sekolah Buddhis yang tadinya berkualitas kemudian berubah
menjadi tidak berkualitas. Hal ini bisa terjadi karena Sekolah Buddhis
kekurangan dana dalam meningkatkan mutunya, serta pondasi sekolah yaitu yayasan
yang tidak terencana dengan baik dan jelas.
Ada sebagian guru
atau pegawai sekolah adalah sukarelawan oleh karena itu dapat bertindak
sesukanya karena tidak merasa menerima gaji.
- tidak memiliki konsep jelas dalam menentukan target siswa-siswi apakah
berasal dari golongan atas, menengah, bawah, berapa % non Buddhis, berapa
% Buddhis.
- kekurangan dana, kurangnya perhatian terhadap guru, menuntut rasa sosial dari guru agar dapat digaji rendah.
Fakta keadaan Buddhis Saat ini
1)
Sekolah
Buddhis kurang dikenal
Kurang kenalnya sekolah Buddhis membuat umat Buddha menyekolahkan anaknya
di sekolah Non Buddhis/terdekat/dikenalnya. Ini karena sebagian sekolah Buddhis
masih baru, tidak seperti sekolah lain yang muncul lebih awal.
2)
Penampilan
fisik sekolah yang kurang memadai/menarik
Penampilan gedung sekolah yang kurang menarik, kotor, wc bau, ruang belajar
yang seadanya, membuat orang yang ingin menyekolahkan ankanya menjadi
ragu-ragu. Bagaimana anak saya bisa bersih dan rapi, kalau penampilan sekolah
tersebut berantakan, kotor, dan tidak rapi.
3)
Fasilitas
dan sarana pendidikan minim
Tidak semua sekolah Buddhis menyediakan sarana dan fasilitas yang baik dan
cukup. Misalnya, perpustakaan harus mempunyai ruang baca yang tenang dan sejuk,
jumlah koleksi buku yang memadai, teratur, terawat dengan baik. Lab IPA dan
Komputer yang seadanya tentu tidak akan meyakinkan orang tua calon murid.
Apalagi jika mereka membandingkan dengan sekolah almamater mereka yang jauh
lebih baik dari sekolah Buddhis. Tentu saja mereka tidak akan berani
mempertaruhkan masa depan anak mereka untuk sesuatu yang mereka merasa tidak
Bonafit. Ingat! Anak dan pendidikan adalah infestasi masa depan.
4)
Disiplin
yang kurang
Orang selalu membandingkan dengan sekolah Kristen/ Katolik yang dianggap
lebih berdisiplin dan mempunyai perhatian yang lebih kepada Siswa/i dalam
membina perkembangan Jiwa anak didik. Apalagi sekolah tersebut di pimpin oleh
pastur/sister. Sekolah Buddhis masih dianggap kurang Disiplin, ini tentu saja
tidak sepenuhnya benar.
5)
Mutu
pendidikan/Prestasi yang kurang
Harus diakui untuk tingkat Provinsi, tidak ada sekolah Buddhis tingat
SLTP/SMU yang pernah menduduki 10 besar dan bertahan pada situasi tersebut
untuk jangka waktu yang cukup lama. Memang, di Tingkat SMK ada, tapi apa boleh
buat, fokus orang selalu ke SLTP atau SMU.
6)
Nilai-nilai
Buddhis yang belum kelihatan
Ada yang mempertanyakan, nilai Buddhis apa yang akan di peroelh anak didik
disekolah Buddhis? Apa bedanya dengan siswa yang mendapat pendidikan agama
Buddha di sekolah Negeri/Umum? Harus diakui kita masih belum melihat
nilai-nilai Buddhis yang tampak. Salah satu alasan yang paling pokok adalah
kita pun masih mencari bentuk nilai-nilai Buddhis yang hendak kita tanamkan
kepada siswa.
Cara memecahkan masalah
pendidikan Buddhis:
Ø Rekrutlah untuk jabatan pimpinan, kepala
bagian, jabatan strategis dari umat Buddhis dan sudah terbiasa dalam mengelola
baik organisasi maupun perusahaan. Pada umumnya mereka memiliki cara kerja dan
strategi yang lebih profesional, terstruktur, dan terarah. Janganlah bhante
dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan.
Ø Rasa sosial dan toleransi harus ada
batasnya, jangan karena belas kasihan lalu peraturan dilanggar.
Ø Buatlah suatu konsep mengenai komposisi siswa-siswi
yang akan ditampung agar kita memiliki target pasar yang jelas. Keseragaman
siswa-siswi dapat memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan. Pangsa pasar
yang mudah digarap adalah golongan menengah atas. Kita dapat menetapkan biaya
yang lebih tinggi dengan kualitas yang baik sehingga kita dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan donatur. Dengan dana yang cukup kita dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada seperti guru yang berkualitas, fasilitas dan
gaji guru, fasilitas belajar dan mengajar setelah itu baru kita memperluas
pangsa ke golongan menengah kebawah.
Ø Berilah gaji dan fasilitas yang memadai
minimal standard kepada guru dan pengurus yayasan.
Ø Lakukan promosi-promosi seperti layaknya
sekolah-sekolah lain. Publikasikan segala macam prestasi yang telah di capai.
Prestasi adalah ujung tombak untuk kita beriklan, memperoleh kepercayaan publik
bagi orang tua, siswa dan donatur. Disamping itu dapat membangkitkan rasa
bangga dan percaya diri bagi siswa-siswinya.
Ø Buatlah konsep mengenai komposisi
presentase agama siswa. Tentunya yang beragama Buddha harus banyak. Contoh 75%
Buddhis, 10% islam, 10% katolik, 5% katolik.
Ø Kurikulum agama Buddha harus wajib di
ikuti oleh seluruh siswa. Tidak peduli siswa agama apapun.
Ø Bentuklah satu tim dibawah langsung kepala
yayasan yang berfungsi untuk:
1. Memastikan sekolah menjalankan nilai-nilai
Buddhis.
2. Agar sekolah tidak melenceng dari visi dan
misi tetap pada jalur Buddhis.
3. Memastikan semua hari besar agama Buddha
diperingati dan terlaksana dengan baik.
4. Berhak untuk memecat, memberi sanksi,
menegur guru/karyawan yang berbuat salah. Misalnya provokasi, menghasut dan
lain-lain.
Sumber buku:
Wahyono Mulyadi. 2003.
S.H.,M.Hum. Format pendidikan Buddhis abad 21, Jakarta, Aksara Grafika
Wandyutomo. 2005. Masalah
Pendidikan Budhis Yang Berkualitas Dengan Disiplin Yang Baik. Dharmajala.
0 komentar:
Posting Komentar