Selasa, 11 Februari 2014

MASALAH PENDIDIKAN

MASALAH PENDIDIKAN DALAM
 AGAMA BUDDHA

Permasalahan yang dihadapi umat Buddha saat ini dalam Pendidikan Budhis yang berkualitas dengan disiplin yang baik adalah sebagai berikut:

Ø  Sistem dan Manajemen yang kurang profesional
Ø  Rasa sosial dan toleransi yang terlalu tinggi
Ø  Gaji, fasilitas guru dan pegawai kurang memadai
Ø  Tidak memiliki pangsa pasar yang jelas
Ø  Kurang promosi dan prestasi yang kurang diexpose

Sebab-sebab kurang bermutunya sekolah Buddhis:

  1. Kurang menyadari arti kata pendidikan

Seperti kita ketahui, sebagian waktu kita sekarang ini lebih banyak dihabiskan di sekolah, ditambah lagi dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga fungsi sekolah selain sebagai tempat belajar juga telah menjadi tempat pembinaan keyakinan umat beragama.
Lalu bagaimana dengan kita sebagai umat Buddha yang mendapat pendidikan formal di sekolah non-Buddhis? Kita wajib mengikuti kegiatan kerohaniaannya mereka. Dan kita mungkin hanya sekali dalam seminggu belajar Dhamma di Vihara.

  1. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Dampak dari kurangnya mutu sebagian sekolah Buddhis dan sedikitnya bangunan sekolah Buddhis adalah secara perlahan-lahan kita kehilangan SDM Buddhis yang berkualitas, karena biasanya mereka berpindah agama saat mengikuti pendidikan formal di lingkungan non-Buddhis.

  1. Kurangnya Manajemen Operasional
Dari segi manajemen operasional, kita memiliki kelemahan. Ini dapat dilihat dari perkembangan mutu sekolah Buddhis yang tadinya berkualitas kemudian berubah menjadi tidak berkualitas. Hal ini bisa terjadi karena Sekolah Buddhis kekurangan dana dalam meningkatkan mutunya, serta pondasi sekolah yaitu yayasan yang tidak terencana dengan baik dan jelas.
Ada sebagian guru atau pegawai sekolah adalah sukarelawan oleh karena itu dapat bertindak sesukanya karena tidak merasa menerima gaji.

  1. tidak memiliki konsep jelas dalam menentukan target siswa-siswi apakah berasal dari golongan atas, menengah, bawah, berapa % non Buddhis, berapa % Buddhis.

  1. kekurangan dana, kurangnya perhatian terhadap guru, menuntut rasa sosial dari guru agar dapat digaji rendah.
Fakta keadaan Buddhis Saat ini

1)      Sekolah Buddhis kurang dikenal
Kurang kenalnya sekolah Buddhis membuat umat Buddha menyekolahkan anaknya di sekolah Non Buddhis/terdekat/dikenalnya. Ini karena sebagian sekolah Buddhis masih baru, tidak seperti sekolah lain yang muncul lebih awal.

2)      Penampilan fisik sekolah yang kurang memadai/menarik
Penampilan gedung sekolah yang kurang menarik, kotor, wc bau, ruang belajar yang seadanya, membuat orang yang ingin menyekolahkan ankanya menjadi ragu-ragu. Bagaimana anak saya bisa bersih dan rapi, kalau penampilan sekolah tersebut berantakan, kotor, dan tidak rapi.

3)      Fasilitas dan sarana pendidikan minim
Tidak semua sekolah Buddhis menyediakan sarana dan fasilitas yang baik dan cukup. Misalnya, perpustakaan harus mempunyai ruang baca yang tenang dan sejuk, jumlah koleksi buku yang memadai, teratur, terawat dengan baik. Lab IPA dan Komputer yang seadanya tentu tidak akan meyakinkan orang tua calon murid. Apalagi jika mereka membandingkan dengan sekolah almamater mereka yang jauh lebih baik dari sekolah Buddhis. Tentu saja mereka tidak akan berani mempertaruhkan masa depan anak mereka untuk sesuatu yang mereka merasa tidak Bonafit. Ingat! Anak dan pendidikan adalah infestasi masa depan.

4)      Disiplin yang kurang
Orang selalu membandingkan dengan sekolah Kristen/ Katolik yang dianggap lebih berdisiplin dan mempunyai perhatian yang lebih kepada Siswa/i dalam membina perkembangan Jiwa anak didik. Apalagi sekolah tersebut di pimpin oleh pastur/sister. Sekolah Buddhis masih dianggap kurang Disiplin, ini tentu saja tidak sepenuhnya benar.

5)      Mutu pendidikan/Prestasi yang kurang
Harus diakui untuk tingkat Provinsi, tidak ada sekolah Buddhis tingat SLTP/SMU yang pernah menduduki 10 besar dan bertahan pada situasi tersebut untuk jangka waktu yang cukup lama. Memang, di Tingkat SMK ada, tapi apa boleh buat, fokus orang selalu ke SLTP atau SMU.

6)      Nilai-nilai Buddhis yang belum kelihatan
Ada yang mempertanyakan, nilai Buddhis apa yang akan di peroelh anak didik disekolah Buddhis? Apa bedanya dengan siswa yang mendapat pendidikan agama Buddha di sekolah Negeri/Umum? Harus diakui kita masih belum melihat nilai-nilai Buddhis yang tampak. Salah satu alasan yang paling pokok adalah kita pun masih mencari bentuk nilai-nilai Buddhis yang hendak kita tanamkan kepada siswa.

Cara memecahkan masalah pendidikan Buddhis:
Ø  Rekrutlah untuk jabatan pimpinan, kepala bagian, jabatan strategis dari umat Buddhis dan sudah terbiasa dalam mengelola baik organisasi maupun perusahaan. Pada umumnya mereka memiliki cara kerja dan strategi yang lebih profesional, terstruktur, dan terarah. Janganlah bhante dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan.

Ø  Rasa sosial dan toleransi harus ada batasnya, jangan karena belas kasihan lalu peraturan dilanggar.

Ø  Buatlah suatu konsep mengenai komposisi siswa-siswi yang akan ditampung agar kita memiliki target pasar yang jelas. Keseragaman siswa-siswi dapat memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan. Pangsa pasar yang mudah digarap adalah golongan menengah atas. Kita dapat menetapkan biaya yang lebih tinggi dengan kualitas yang baik sehingga kita dapat berdiri sendiri tanpa bantuan donatur. Dengan dana yang cukup kita dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada seperti guru yang berkualitas, fasilitas dan gaji guru, fasilitas belajar dan mengajar setelah itu baru kita memperluas pangsa ke golongan menengah kebawah.

Ø  Berilah gaji dan fasilitas yang memadai minimal standard kepada guru dan pengurus yayasan.

Ø  Lakukan promosi-promosi seperti layaknya sekolah-sekolah lain. Publikasikan segala macam prestasi yang telah di capai. Prestasi adalah ujung tombak untuk kita beriklan, memperoleh kepercayaan publik bagi orang tua, siswa dan donatur. Disamping itu dapat membangkitkan rasa bangga dan percaya diri bagi siswa-siswinya.

Ø  Buatlah konsep mengenai komposisi presentase agama siswa. Tentunya yang beragama Buddha harus banyak. Contoh 75% Buddhis, 10% islam, 10% katolik, 5% katolik.

Ø  Kurikulum agama Buddha harus wajib di ikuti oleh seluruh siswa. Tidak peduli siswa agama apapun.

Ø  Bentuklah satu tim dibawah langsung kepala yayasan yang berfungsi untuk:
1.      Memastikan sekolah menjalankan nilai-nilai Buddhis.
2.      Agar sekolah tidak melenceng dari visi dan misi tetap pada jalur Buddhis.
3.      Memastikan semua hari besar agama Buddha diperingati dan terlaksana dengan baik.
4.      Berhak untuk memecat, memberi sanksi, menegur guru/karyawan yang berbuat salah. Misalnya provokasi, menghasut dan lain-lain.  


Sumber buku:
Wahyono Mulyadi. 2003. S.H.,M.Hum. Format pendidikan Buddhis abad 21, Jakarta, Aksara Grafika


Wandyutomo. 2005. Masalah Pendidikan Budhis Yang Berkualitas Dengan Disiplin Yang Baik. Dharmajala.

0 komentar:

Posting Komentar