Selasa, 11 Februari 2014

PENDIDIKAN BUDDHIS

SEJARAH PENDIDIKAN BUDDHIS DIINDONESIA
 A. Pendidikan Masa Hindu-Buddha
Sistem pendidikan pada masa lalu baru dapat terekam dengan baik pada masa Hindu-Buddha. Menurut Agus Aris Munandar dalam tesisnya yang berjudul Kegiatan Keagamaan di Pawitra Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14—15(1990). Sistem pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan. Karsyan adalah tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan dan mandala.
Patapan memiliki arti tempat bertapa, tempat dimana seseorang mengasingkan diri untuk sementara waktu hingga ia berhasil dalam menemukan petunjuk atau sesuatu yang ia cita-citakan. mandala merupakan tempat suci yang menjadi pusat segala kegiatan keagamaan, sebuah kawasan atau kompleks yang diperuntukan untuk para wiku/pendeta, murid, dan mungkin juga pengikutnya. Mereka hidup berkelompok dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama dan nagara. Mandala tersebut dipantara mandala dan nagara tentunya mempunyai sifat saling ketergantungan. Nagara memerlukan mandala untuk dukungan yang bersifat moral dan spiritual, mandala dianggap sebagai pusat kesaktian, dan pusat kekuatan gaib.
 B.Buddhisme sebagai pendidikan alternatif di Indonesia
Umat Buddha di Indonesia dapat mulai memanfaatkan ajaran Buddha sebagai salah satu pendidikan alternatif. Dalam krisis moneter ini, para lulusan SMA yang tidak dapat meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi, dapat melirik dan memanfaatkan vihara, cetiya, organisasi Buddhis sebagai pendidikan transisi selama setahun. Dengan mempelajari ajaran Buddha selama setahun penuh, kiranya akan timbul bibit-bibit unggul yang siap membabarkan dhamma di persada nusantara
Serupa dengan umat Islam, yang membangun pesantren sebagai basis pendidikannya., umat Buddha nampaknya suda saatnya membangun padepokan-padepokan sebagai institusi pendidikan agama Buddha; dan lebih baik lagi di areal padepokan tersebut dibangun cetiya atau vihara dengan bhikkhu yang menetap dan membimbing kehidupan spiritual siswa-siswanya. Guru-gurunya dapat diperoleh dari pandita-pandita yang aktif memberikan ceramah, di samping pengurus padepokan. Padepokan ini dapat berfungsi pula sebagai asrama bagi siswa-siswi yatim piatu. Aktivitas dalam padepokan tersebut tidak hanya pendidikan agama Buddha, tapi juga aktivitas lainnya seperti: kesenian, bahasa Inggris, kepemimpinan, teknik berceramah dan ketrampilan modern lainnya. Setelah setahun di padepokan ini.
 C. KERAJAAN SRIWIJAYA Dan MAJAPAHIT
Sejarah pendidikan buddhis indonesia diawali dengan berdirinya kerajaan-kerajaan buddha yang dibawah oleh pedagang/ pendeta. Beberapa kerajaan yang berbasis buddhis yang ada di indonesia antara lain:  
          1          Kerajaan Sriwijaya yang berdiri abad ka-7 sampei tahun 1377 terletak disekitar kota palembang sumatra selatan. Sriwijaya bukan saja termasyu karena angkata perangnya, kususnya angkatan launya tetapi sriwijaya juga pernah menjadi pusat perkembangan agama buddha dikota kerajaan sriwijaya terdapat perguruan tinggi agama buddha. Diperguruan tinggi tersebut  anyak biksu-biksu yang belajar berbagai macam ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainya. Guru besar yang terkenal yang pernah mengajar agama buddha pada  zaman sriwijaya antaralain Darmapala dan Sakyakirti.
 Kerajaan sriwijaya mempersatukan nusantara dan dikenal sebagai negara kesatuan nusantara 1, dan pusatnya dipulau sumatra.
          2          Kerajaan Majapahit
 Terletak di jawa timur  pada tahun 1292-1478 merupakan negara kesatuan nusantaraII, yang dibangun oleh umat buddha dan hindu dan berhasil memasuki jaman keemasanya kejayaan keprabuan majapahit terwujut antaralain disebabkan  karena adanya kerukunan antara umat buddha dan hindu yang hindu berdampingan dalam pemerintahan yang dipimpin oleh maha raja Hayam wuruk dengan mahapatihnya yang ber nama Gajah mada. Namun ketika pada zaman penjajahan dapat dikatakan agama buddha udah sirnah.dan pada zaman penjajahan di indonesia hanyadi kenal tiga agama yaitu Keristen protestan, Katolik dan Islam.
D. Y.A. Maha Biksu Asin Jinarakkhita
Bhante Asin Jinarakkhita lahir di bogor pada tahun 1923 dan menjadi putra pertama di indonesia yang menjadi seorang biksu sejak berahirnya kerajaan majapahit. Ia merupakan pelopor tumbuh kembangnya kembali agama buddha.
Sekaliun perkembangan agama buddha di indonesia di jaman kemerdekaan tidak terlepas dari budaya asing oleh Bhante Asin Jinarakkta umat buddha  selalu di dorong dan di ajak untuk mengenali kembali nilai –nilai wasrisan luhur bangsa indonesia sendiri. Sumbangsinya terutama di bidang pendidikan dan sepiritual.

  Organisasi pendidikan
  1. Lembaga Agama
Sangha merupakan organisasi para bikkhu  yang melembagakan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan terpusat di wihara, tempapat tinggal anggota sangha,sangha tidak hanya mendidik para bikkhu tetapi juga umat rumah tangga.
  1. Lembaga Sekolah
Pada dasarnya pendidikan tidak terpisahkan dari penyiaran agama. Di Indonesia dewasa ini pendidikan agama buddha diberikan lewat industri agama dan sekolah-sekolah. Sedangkan penyiaranya sudah manfaatkan mediamasa dan media informasi moderen.

E. Perguruan Tinggi Agama Buddha
1)      Smaratungga, Boyolali yang didirikan pada tahun 1985
2)      Nalanda,jakarta yang berdiri pada tahun 1979
3)      Sriwijaya, Tangerang Banten yang berdiri tahun 2002
4)      Kertajasa batu,Malang yang berdiri tahun 2000
5)      Maitreaya wira, Jakarta barat yang berdiri pada tahun 2008
6)      Duta Vira, jakarta barat yang berdirin pada tahun 2005
7)      Maha prajna, jakara, Cilincing yang berdiri pada tahun 2001
8)      Jinarakkhita, Lampung yang berdiri pada tahun 2004
9)      Bodhi Dharma, Medan
10)   Rade Wijaya
F. Buddhisme Sebagai Pendidikan
Pada waktu lampau, siswa-siswa sekolah dasar terlatih baik dan mampu menahan nafsu-nafsu indrawi. Sekolah menekankan pentingnya konsentrasi dan kebijaksanaan. Anak-anak mulai mengenal sekolah pada usia 7 tahun. Mereka diharuskan tinggal di sekolah dan diperbolehkan pulang pada waktu liburan saja. Mereka diajarkan cara berinteraksi dengan benar dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sopan santun terhadap guru dan teman sekolahnya. Ketika mereka kembali ke rumah, mereka mempraktikkan respek dan bakti kepada orangtua dan saudara-saudaranya.
G. Organisasi Pendidikan Cina
Master Chin Kung menceritakan organisasi pendidikan di Cina sebagai berikut: Pendidikan buddhis berdasarkan bakti, serupa dengan budaya Cina. Ketika rahib buddhis datang dari India ke Cina untuk mendiskusikan agama Buddha dengan pemerintah, segera tampak bahwa Buddhisme serupa dengan tradisi Konfusianisme. Akibatnya, mereka diminta pemerintah Cina untuk menetap secara permanen.
Bhikkhu pertama yang datang ke Cina adalah Moton dan Chufarlan. Mereka diterima oleh "Hong-Lu-Si", setara dengan Kementerian Luar Negeri atau Kementerian Negara. "Si" digunakan untuk menteri dalam pemerintahan. Pimpinan Hong-Lu-Si setara dengan menteri luar negeri. Tetapi, Hong-Lu-Si hanya menerima tamu asing sementara. Untuk memperbolehkan mereka menetap secara permanen, Kaisar menambahkan kementerian lainnya, "Bai-Ma-Si", yang bertugas untuk pendidikan Buddhis. Pada awalnya, "Si" tidak berhubungan dengan vihara atau kuil.

Master Chin Kung melihat adanya empat tipe Buddhisme sekarang ini. Pertama, Buddhisme religius, yang dapat dilihat pada sebagian kuil di Taiwan. Kedua, Buddhisme akademis yang diajarkan di universitas, dimana Buddhisme diperlakukan sebagai filsafat, pencapaian akademis, khususnya dijumpai di Jepang. Ketiga, total degenerasi Buddhisme ke dalam klenik (cult). Tipe inilah yang paling merusak pandangan Buddhisme. Keempat, Buddhisme tradisional, memuat ajaran murni Buddha Shakyamuni, yang jarang ditemui dewasa ini.

0 komentar:

Posting Komentar