Selasa, 11 Februari 2014

PENDIDIKAN YANG IDEAL


PENDIDIKAN YANG IDEAL

Dalam Mensosialisasikan ajaran sang buddha menggunakan berbagai sistem pendekatan yang metodologis untuk pengajaran secara sederhana dan dapat diringkas sebagai berikut:

  1. PENDEKATAN YANG BERTAHAP
Untuk menyampaikan dhamma sang buddha menggunakan pendekatan psikologis,sesuai dengan latar belakang mereka dan menjelaskan  materi pokok secara mendalam, terperinci dan jelas sehingga tidak dapat menimbulkan keraguan yang dapat menyebabkan mereka mengabaikannya. dengan cara ini sang buddha mulai mangajar pada pendengarnya unyuk melakukan perbuatan kebajikan seperti kejujuran dan kedermawanan.sang buddha menjelaskan bahwa surga dapat dicapai dengan menjalankan kehidupan yang benar dan bersungguh-sungguh selama masih ada didunia ini,lalu sang buddha mengajarkan pada inti ajarannya yakni empat kebenaran mulia.setelah itu sang buddha memulai dengan tahap-tahap berikutnya tentang sebab awal dari penderitaannya yang di jelaskan dengan nyata, kemudian penyebab penderitaannya dan cara mengatasi penderitaan tersebut.

  1. PENDIDIKAN PENYESUAIAN
Kondisi dan situasi saat ini yang juga merupakan kondisi yang ideal dimana sesuai dengan sang buddha mengajarkan dhamma kepada masyarakat(jambudipa) pada wakyu itu.dengan cara pendekatan yang ideal kepada pendengarnya atau orang berlawanan pandangannya, sang buddha menggunakan pendekatan penyesuaian oleh: T.W. Rhys davids menyebutkan sebagai” menuang minuman anggur yang baru kedalam botol yang sudah usang. atau dengan kata lain sesuai dengan kondisi ideal yang digunakan oleh sang buddha ketika mengajarkan dhammanya pada saat itu. beliau menyesuaikan praktik dan gagasan yang sudah ada, dengan menyampaikan kotbahnya sesuai dengan karakter pendengarnya.suatu metode yang dikenal dengan : uppaya-kosalla.yaitu keterampilan yang bijaksana untuk mengubah cara pandang masyarakat, dengan demikian sang buddha mempunyai kemampuan untuk membaca karakter seseorang.yaitu dengan menjelaskan tentang “ dharma brahmavihara”. yaitu empat kebajikan luhur.

  1. PENDEKATAN ILUSTRASI
Pendekatan ini dengan menggumakan analogi,kiasan, cerita perumpamaan yang menggambarkan kehidupan ang buddha sehari-hari,hal ini sering dikatakan dalam teks: aku akian memberi kepada kalian suatu analogi, sebagai cara untuk menolong kapada seseorang yang memiliki kecerdasan agar dapat memahami arti dari apa yang telah dikatakan suatu kiasan agar menjadikan batin memahami ajaran dengan jernih.untuk mengajarkan arti dari jalan tengah,dengan analogi atau dengan cara-cara yang sama nafsu khayalan dan kebencian (raga, dosa,moha) dengan nafsu yang berapi-api digunakan dalam memberikan intruksi kepada jatila tiga bersaudara.dalam berbagai cara yang tertuang dalam kitab jataka dapat ditemukan bahwa pada setiap akhir kotbah sang budha dalam mengajar para siswanya menggunakan cerita atau dongeng/ gambaran.

  1. PENDEKATAN ANALISA
Cara ini adalah karateristik paling utama yang ditemukan dalm teks lebih awal.sang buddha menguraikan keseluruhan pengajaran sebagai syatu pola pandangan yang kritis dan analitis.agar dapat dibuktikan oleh mereka yang bijaksana,sang buddha sendiri memberikan suatu langkah analisa , karena tahapan tersebut bisa dalam suatu penjelasan secara absolut baik palsu atau benar sesuai dengan aturan yang sama untuk dipergunakan,menurut sang buddha,seorang guru harus memiliki 4 penguasaan analitis secara rinci dalam penjelasan kedua arti dan teori yang diajarkan sesuai dengan kapasitasnya, sebagai guru untuk menganalisis maksud dan arti atau alasan pelajaran (dhamma) media pendidikan (nirutti) dan keahlian dan intelektualnya (memahami secara mendalam dengan kesabaran, keyakinan diri yang mantap(pattibana) hal inilah yang akan mudah diserap secara analisa yang rinci dan sesuai dengan maksud dan maknanya.

  1. PENDEKATAN DENGAN PERCOBAAN

Sang buddha  tidak menghendaki orang yang menerima ajaran tidak mempunyai kemauan menyelidiki secara kritis.karena ajaran buddha secara prinsip dihormati sebagai pemikiran “prakmatisme” dan rasionalisme adalah suatu filosofi yang dapat dibuktikan melalui eksperimen yang ditemukan oleh sang buddha, dapat dipahami dari dua sudut pandang yaitu keberhasilan dan kegagalan dan dalam penyelidikan yang bersifat percobaan  pada kebenarannya sang buddha menunjukkan pada siswanya tentang cara dan metode yang praktis, oleh karena itu, keberhasilan beliau dalam mencapainya.untuk menerima ajaran yang bemar perlu diadakannya penyelidikan dan yang dapat dirasakan sendiri hasilnya setelah ajaran itu dipraktikan sendiri. sang buddha tidak ingin apa yang dikatakannya diterima begitu saja tanpa adanya penyelidikan terlebih dahulu tetapi mereka harus menguji kebenaran itu melalui pengalamannya sendiri bila tidak dengan cara demikian maka akan menemui kegagalan “seperti bunga yang indah berwarna-warni tetepi tidak memiliki aroma harum ” demikian juga dengan kata-kata yang baik,tidak ada maknanya tanpa ada pembuktiannya. dan berusahalah melakukan penyelidikan dengan merealisasikan atau menyadari hingga mereka menemukan dalam pengalamannya sendiri. 

0 komentar:

Posting Komentar